Masa
lalu mengajarkanku banyak hal tentang arti sebuah perjalanan hidup, berbagai
masa itu telah menjadi bagian yang tak dapat terlupakan begitu saja. Diawali
dengan sebuah masa ketika rengekan tangis itu pecah saat sesuatu yang
diinginkan tidak lantas dapat dimiliki, saat keceriaan itu datang dengan
hadirnya banyak teman sepermainan, dan sebuah momen yang memiliki banyak cerita
masa-masa sekolah dengan keisengan saat usia menginjak masa peralihan dari yang
tadinya bersifat kekanak-kanakan menjadi sedikit lebih bisa belajar untuk dapat
mandiri.
Dengan
terus berjalannya waktu, usiapun semakin bertambah dan tuntutan untuk dapat
berfikir dewasa pun tak lagi dapat terelakan. Berbagai tantangan hidup telah
siap menghadang dan yang dibutuhkan adalah sebuah sikap tegas juga berani untuk
dapat menghadapi segala tantangan tersebut. Ketika sebuah masalah mulai muncul
dan memenuhi isi pemikiran kita, pada saat itulah kita akan mengetahui sampai
pada batas manakah sebuah problematika dapat kita atasi.
Usia
bukanlah sebuah jaminan seseorang untuk dapat berfikir secara mendalam dengan
arah pandang ke depan. Tak jarang kita temui seseorang dengan usia yang kita anggap
telah cukup dewasa namun pola pikirnya masih seperti anak kacil yang selalu
menangis ketika meminta jajan atau
bahkan layaknya bayi yang tidak dapat lepas dari gendongan sang bunda.
Sebaliknya, pemikiran dewasa justru ditunjukkan oleh seorang anak dengan usia
yang masih amat belia. Dengan pemahamannya akan sebuah kondisi yang mungkin masih
belum dapat sepenuhnya ia pahami, namun si anak tersebut justru lebih bijak
dalam menanggapi kejadian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis saran anda....:)