Senin, 01 April 2013

***Pola Pikir***



Masa lalu mengajarkanku banyak hal tentang arti sebuah perjalanan hidup, berbagai masa itu telah menjadi bagian yang tak dapat terlupakan begitu saja. Diawali dengan sebuah masa ketika rengekan tangis itu pecah saat sesuatu yang diinginkan tidak lantas dapat dimiliki, saat keceriaan itu datang dengan hadirnya banyak teman sepermainan, dan sebuah momen yang memiliki banyak cerita masa-masa sekolah dengan keisengan saat usia menginjak masa peralihan dari yang tadinya bersifat kekanak-kanakan menjadi sedikit lebih bisa belajar untuk dapat mandiri.
Dengan terus berjalannya waktu, usiapun semakin bertambah dan tuntutan untuk dapat berfikir dewasa pun tak lagi dapat terelakan. Berbagai tantangan hidup telah siap menghadang dan yang dibutuhkan adalah sebuah sikap tegas juga berani untuk dapat menghadapi segala tantangan tersebut. Ketika sebuah masalah mulai muncul dan memenuhi isi pemikiran kita, pada saat itulah kita akan mengetahui sampai pada batas manakah sebuah problematika dapat kita atasi.
Usia bukanlah sebuah jaminan seseorang untuk dapat berfikir secara mendalam dengan arah pandang ke depan. Tak jarang kita temui seseorang dengan usia yang kita anggap telah cukup dewasa namun pola pikirnya masih seperti anak kacil yang selalu menangis ketika meminta jajan  atau bahkan layaknya bayi yang tidak dapat lepas dari gendongan sang bunda. Sebaliknya, pemikiran dewasa justru ditunjukkan oleh seorang anak dengan usia yang masih amat belia. Dengan pemahamannya akan sebuah kondisi yang mungkin masih belum dapat sepenuhnya ia pahami, namun si anak tersebut justru lebih bijak dalam menanggapi kejadian tersebut.

Kebahagiaan yang dinanti



Ya Allah, bila memang Engkau ta’ suka pada hamba-Mu yang ta’ mau berdoa dan Engkau menyebut mereka orang yang sombong, maka aku ta’ mau Engkau sebut demikian. Ta’ hentinya ku memohon kepada-Mu yang terbaik untukku dari-Mu, karena Engkaulah satu-satunya Sang Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Mu.
Disetiap doa yang ku pinta adalah ampunan atas dosa-dosaku dan yang ta’ ku lupa tentunya doa untuk kedua orang tuaku. Ku tau Engkau Maha Mendengar ya Allah, tanpa harus terucapun Engkau pasti mengetahui apa-apa yang hamba-Mu pinta. Dalam setiap sujudku, disetiap akhir shalatku, dan disetiap malamku…ku lepaskan segala keluh-kesahku pada Engkau. Ku syukuri setiap nikmat yang Kau beri dan ku coba tuk dapat mengambil hikmah dari apa yang Engkau ujikan kepadaku.
Air mata ini berlinang ketika teringat tentang kebahagiaan untuk kedua orang tuaku. Ya Allah… Engkau tau apa yang ku mau dan apa yang ku pinta, sebagai seorang anak akupun ta’ ingin selalu menjadi beban untuk kedua orang tuaku. Sebagai seorang hamba, ku hanya bisa memohon kepada-Mu untuk dapat diberikan kemudahan jalan dalam langkahku tuk dapat mewujudkan semua kebahagiaan yang mereka nantikan.
“Hidup adalah Ujian” kata  itu akan selalu ku ingat, sebagai motivasi dalam diriku. Mungkin inilah ujian yang Kau berikan untukku tuk meraih kesuksesanku dan tuk mewujudkan kebahagiaan untuk kedua orang tuaku. Ku akan selalu berusaha tuk ikhlas dan berjuang tuk dapat melewati ujian-Mu dengan penuh rasa syukur. Dengan keikhlasan dan rasa syukurku, ku mengharap segala ke-Ridho-an Mu.
Berikanlahku kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkah kaki ini ya Allah… karena hanya pada-Mu lah ku memohon pertolongan dan menggantungkan semua jawaban atas doaku.